Lanjut ke konten

Ahmad Fuadi: Penulis Negeri 5 Menara, Penerima 8 Beasiswa

Mei 17, 2010

Ahmad Fuadi, pria kelahiran Nagari Bayur, sebuah kampung kecil di pinggir Danau Maninjau 30 Desember 1972, adalah seorang novelis, praktisi konservasi, dan wartawan. Ibunya guru SD dan ayahnya guru madrasah.

Fuadi merantau ke Jawa, mematuhi permintaan ibunya untuk masuk sekolah agama. Ia masuk di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo tahun 1988 dan lulus tahun 1992. Di sana dia bertemu dengan kiai dan ustad yang diberkahi keikhlasan mengajarkan ilmu hidup dan ilmu akhirat.

Gontor pula yang membukakan hatinya kepada rumus sederhana tapi kuat, ”man jadda wajada”, siapa yang bersungguh ­sungguh akan sukses.

Juga sebuah hukum baru: ilmu dan bahasa asing adalah anak kunci jendela-jendela dunia. Bermodalkan doa dan manjadda wajada, dia mengadu untung di UMPTN. Jendela baru langsung terbuka. Dia diterima di jurusan Hubungan Internasional, Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung dan lulus 1997.

Semasa kuliah, Fuadi pernah mewakili Indonesia ketika mengikuti program Youth Exchange Program di Quebec, Kanada (1995-1996). Di ujung masa kuliah di Bandung, Fuadi mendapat kesempatan kuliah satu semester di National University of Singapore dalam program SIF Fellowship (1997).

Lulus kuliah, dia mendengar majalah favoritnya Tempo kembali terbit setelah Soeharto jatuh. Sebuah jendela baru tersibak lagi, Tempo menerimanya sebagai wartawan (1998). Kelas jurnalistik pertamanya dijalani dalam tugas-tugas reportasenya di bawah para wartawan kawakan Indonesia.

Selanjutnya, jendela-jendela dunia lain bagai berlomba-lomba terbuka. Setahun kemudian, dia mendapat beasiswa Fulbright untuk program S-2 di School of Media and Public Affairs, George Washington University (2001). Merantau ke Washington DC bersama Yayi, istrinya—yang juga wartawan Tempo—adalah mimpi masa kecilnya yang menjadi kenyataan.

Sambil kuliah, mereka menjadi koresponden TEMPO dan wartawan VOA. Berita bersejarah seperti peristiwa 11 September dilaporkan mereka berdua langsung dari Pentagon, White House dan Capitol Hill.

Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening untuk belajar di Royal Holloway, University of London untuk bidang film dokumenter. Kini, penyuka fotografi ini menjadi Direktur Komunikasi di sebuah NGO konservasi: The Nature Conservancy (2007-sekarang).

Fuadi menguasai bahasa Inggris, Perancis, dan Arab serta pernah menerima penghargaan (award) antara lain: Indonesian Cultural Foundation Inc. Award (2000-2001), Columbus School of Arts and Sciences Award, The Goerge Washington University (2000-2001), dan The Ford Foundation Award (1999-2000).

”Negeri 5 Menara” adalah buku pertamanya dari rencana trilogi. Buku-buku ini berniat merayakan sebuah pengalaman menikmati atmosfir pendidikan yang sangat inspiratif. Diharapkan buku ini bisa membukakan mata, hati serta menebarkan inspirasi ke segala arah. Buku ini dalam waktu 9 bulan sudah terjual 100.000 eksemplar. Ini adalah rekor baru untuk semua buku lokal yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama sepanjang 36 tahun ini.

Sebagian royalti buku ini diniatkan untuk merintis Komunitas Menara, sebuah organisasi sosial berbasis relawan (volunteer) yang menyediakan sekolah, perpustakaan, rumah sakit, dan dapur umum secara gratis buat kalangan yang tidak mampu.

Untuk informasi lebih jauh, silakan klik http://fuadi.multiply.com, http://duotravelers.wordpress.com, http://www.fuadi.fotografer.net

Untuk menghubungi penulis, silakan email ke negeri5menara@yahoo.com

Sumber: negeri5menara, Wikipedia



20 Komentar leave one →
  1. Agustus 22, 2010 11:35 pm

    Memang mantap novelnya pak!

  2. Januari 3, 2011 11:35 am

    Novel itu membuat saya ingat pada dimana saya mencari ilmu, yaitu pesantren. Namun, saya adalah yg gagal dalam menyantren he..he..he

  3. Maret 9, 2011 11:35 am

    Saya suka dengan karya anda Pak’… ”man jadda wajada” 🙂

  4. nurul hujjah permalink
    Maret 18, 2011 11:35 am

    Sebuah novel yang mampu berikan semangt pada santri 2 nusantara

  5. irmando permalink
    April 6, 2011 11:35 pm

    Novelnya mantap! Saya sangat terinspirasi dengan novel anda.
    Kita juga sama-sama orang minang. Saya berasal dari silungkang, suku dalimo gadang.

  6. nanzar permalink
    Juni 14, 2011 11:35 am

    Menara mana aja sih? Buku yang bagus banget. Saya ingin anak Indonesia seperti ini, kritis ilmu agama n dunia.

  7. Juni 18, 2011 11:35 am

    Penih inspirasi… The best novel.

  8. September 24, 2011 11:35 am

    Bang, kapan trilogi ke 3 akan terbit? Ditunggu ya…

  9. ade permalink
    September 29, 2011 11:35 am

    Tambah yakin bhw pesantren bukan sarang teroris. Teori tentang ikhlas dan mewakafkan diri insya Allah akan saya coba jalankan. terima kasih.

  10. November 19, 2011 11:35 am

    Subhanallah mas ahmad fuadi. Sangat menginspirasi buku dan petualangan hebatnya.

  11. amelia f. nisa' permalink
    Januari 3, 2012 11:35 am

    Subhanallah, saya acungi jempol ustadz, . . . novelnya. Saya tunggu filmnya bapak Fuadi .

  12. Rika permalink
    Februari 5, 2012 11:35 am

    trim’s untuk bpk a.fuadi, dr seminar di perpstakaan pusat malang kemarin, sy mndpat semangat yg tak terhingga hingga untuk memperjuangkan impian-impian sy, juga pengalaman berfoto dg bpk. “man jadda wa jada” “man shobaro dzafiro” “man saaro ‘alad darbi washola”… SEMANGAT!!!!!!!

  13. Februari 28, 2012 11:35 am

    saya sangat tergugah ketika membaca buku ini, soheh, saya sangat ingin bisa bertemu dan berbicara langsung dengan bapak

  14. rizal permalink
    Maret 23, 2012 11:35 am

    sukses buat uda ahmad….terimakasih bukunya sangat luar biasa…urang kampuang awak juo…

  15. annisa permalink
    Mei 12, 2012 11:35 am

    Saya sangat terkesan dengan kata man jada wajada, membuat aku hidup kembli setelah membaca novel yang ke-2.
    Makasih yah mas atas novel yg ke-2. Oya… ditunggu novel selanjutnya yg begitu membuat saya semangat tuk belajar.
    Salam, saya Annisa Fitria.

  16. silviani ika permalink
    Desember 22, 2013 11:35 am

    sukaaaaaa bgt sama trilogi Negeri 5 Menara :*

Trackbacks

  1. Paket C setara SMA » Blog Archive » Ahmad Fuadi: Penulis Negeri 5 Menara, Penerima 8 Beasiswa …
  2. Empat Tokoh Inspirator “Negeri 5 Menara” adalah Warga ICAS-Paramadina | Bayt al-Hikmah Institute
  3. Negeri 5 Menara, “Man Jadda Wajada” | CikarangOnline.com | Website Berita, Bisnis, Kuliner, Komunitas, Edukasi dan Informasi - Kota Industri Kabupaten Bekasi
  4. Empat Tokoh Inspirator “Negeri 5 Menara” adalah Warga ICAS-Paramadina « Islamic College For Advanced Studies (ICAS)

Tinggalkan komentar