Lanjut ke konten

Elly Anita: Peraih “2009 Hero Acting to End Modern-Day Slavery Award” AS

April 27, 2010

Elly menerima award

Pada 23 November 2009, sendirian Elly Anita memenuhi undangan United Nations (PBB). Ia bicara tentang masalah perdagangan manusia di Gedung PBB di Geneva, Swiss. Rupanya 2009 adalah masa emas TKW Indonesia yang satu ini. Di tahun itu pula ia mendapatkan Slavery Award sebagai “2009 Hero Acting to End Modern-Day Slavery” dari pemerintah Amerika Serikat.

Elly sejatinya adalah korban perdagangan manusia dan pernah dijual seharga US$ 4.500 di Irak.  Perempuan yang hanya tamat SD ini mengaku bersyukur mendapat penghargaan dari Amerika Serikat.

Kalau perasaan hanya bersyukur saja, tapi kebanggaan tidak ada. Apa untungnya saya gembira? Teman-teman saya di Irak saja masih ketakutan,” kata Elly.

Elly semula berupaya menjadi TKI di Irak melalui jasa satu Perusahaan Penyalur Tenaga Kerja Indonesia dan dijanjikan dia akan menjadi seorang sekretaris di satu perusahaan pada 2006 lalu.

Setiba di Dubai, Uni Emirat Arab, sebagai negara transit, dia kemudian dioper begitu saja ke Kurdistan, yang dikatakan sebagai “negara baru”, yaitu Italia, oleh agennya di Dubai, yang berkali-kali mencoba melecehkannya secara seksual.

Setelah dioper dengan cara ditipu seperti itu, dia akhirnya tahu bahwa “negara baru” itu bukan di mana-mana melainkan masih wilayah Irak. Dia juga akhirnya tahu bahwa dia dijual seharga 4.500 dolar AS oleh agennya, dengan harapan dia bisa dikaryakan sebagai wanita penghibur.

Elly dan Slavery Award

Setelah melalui berbagai perjuangan dan upaya keras, akhirnya dia bisa menghubungi perwakilan Indonesia terdekat, organisasi kemanusiaan Migrant Care, dan bisa dipulangkan ke Indonesia.

“Begitu sampai Indonesia, saya terheran-heran karena kedatangan saya koq disambut meriah sekali. Ada Bu Meuthia Hatta samapi Direktur Deplu-nya juga datang. Wartawan banyak sekali.” Tutur Elly.

Belakangan ia tambah bingung mendengar banyak orang mengaku-aku telah berjasa berhasil memulangkannya dari siksaan sebagai TKI di luar negeri.

”Banyak yang sesumbar, kebebasan saya karena prestasi mereka. Tidakkah mereka tahu bahwa saya bebas karena usaha sendiri. Saya justru dibantu pihak IOM (International Organization for Migration), yang bukan orang Indonesia,” suara Elly kesal.

Sekarang, Elly bertekad bisa berbuat banyak melalui keterlibatannya di Migrant Care, organisasi yang bersimpati pada nasib TKI bermasalah. Salah satunya memperjuangkan perbaikan nasib para TKI yang mendapatkan perlakuan di negeri orang.

”TKI-TKI kita yang hidup sengsara di negeri orang masih sangat banyak. Mereka perlu uluran pertolongan kita.” tegas Elly.

Sumber: Wanita Indonesia, Antara

Lihat Elly saat menerima penghargaan dari Dubes AS di video 1 dan video 2

 

No comments yet

Tinggalkan komentar