Untuk menjawab tantangan ini, Tim Askara Victoria mengusulkan gagasan solutif dan inovatif bernama Universitas Indonesia Learning Hub, sebuah fasilitas belajar yang ramah lingkungan dengan mengadopsi desain green building dan smart building. Detail dari manajemen proyek atas gagasan tersebut dibuat menggunakan metode konstruksi yang mampu mengurangi sampah dan meningkatkan customer value dengan mengadopsi berbagai inovasi konstruksi 4.0. Dalam mengusulkan gagasannya ini, tim berada di bawah bimbingan Guru Besar Departemen Teknik Sipil FTUI, Prof. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc., Ph.D.

Prestasi membanggakan negeri diukir mahasiswa Undip. Paduan Suara Mahasiswa Teknik Universitas Diponegoro (PSMT Undip) atau Diponegoro Engineering Student Choir berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dengan meraih gelar juara umum pada ajang 18th Busan Choral Festival and Competition yang dilaksanakan di Korea Selatan pada 19-22 Oktober 2022.
Dalam kompetisi tersebut, PSMT Undip menyabet empat piala sekaligus, yakni Grand Prix Champion, 1st Prize Winner for Classical Mixed & Equal Category (dengan nilai 93.2), 3rd Prize Winner for Ethnic Category (dengan nilai 93.6), dan The Best Presentation in Ethnic Category.
PSMT Undip (Diponegoro Engineering Student Choir) adalah paduan suara mahasiswa dari Fakultas Teknik Undip yang dibentuk pada 20 Maret 2003. Saat ini PSMT Undip dibawah bimbingan Bagus S. Utomo sebagai pelatih sekaligus conductor.

Helena Dian Pramastuti sebagai Ketua PSMT Undip mengungkapkan rasa senang dan bangganya karena telah mengharumkan nama Undip di kancah Internasional.
“Tentu saja sangat senang dan bangga. Selain bangga terhadap tim dan diri sendiri, tentunya kami juga sangat senang dan bangga karena bisa turut mengharumkan nama Fakultas Teknik, Undip, Semarang, Jawa Tengah, dan Indonesia dalam bidang paduan suara di kancah internasional.” jelasnya.
Helena menambahkan bahwa berbagai persiapan dan latihan telah dilakukan mulai dari segi musikalitas dan nonmusikalitas. Persiapan dan proses latihan sudah dimulai dari bulan April 2022 yang lalu. Awal mulanya latihan digelar secara daring, namun pada bulan Mei sampai Oktober dilakukan secara luring.
“Untuk totalitas dalam kompetisi tingkat internasional tentunya cukup banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari segi musikalitas maupun non musikalitas. Proses latihan kami sekitar 6-7 bulan.” ungkap Helena.
Pada kompetisi ini, PSMT Undip mengirimkan 44 anggota dan mengikuti 2 kategori lomba, yaitu classical mixed dan ethnic/traditional. Pada kategori classical mixed, PSMT Undip membawakan lagu Mahakali (Bagus S. Utomo), Readymade Alice (Perttu Haapanen), Ergebung (Hugo Wolf), Fair Phyllis (John Farmer), serta Fajar & Senja II (Ken Steven). Sedangkan untuk ethnic/traditional, PSMT Undip membawakan lagu Soleram (Josu Elberdin), Malin (Bagus S. Utomo), dan Benggong (Ken Steven).
Kompetisi 18th Busan Choral Festival and Competition merupakan salah satu kompetisi paduan suara bergengsi di dunia. Kompetisi yang diadakan oleh Korean Choral Institute ini diikuti sebanyak 36 tim dari 6 negara, yaitu Indonesia, Korea, Singapura, Filipina, Amerika Serikat, dan Inggris. Sejak kali pertama diselenggarakan, Busan Choral Festival and Competition selalu diikuti kelompok paduan suara ternama dari seluruh dunia.
Setelah mengikuti kompetisi 18th Busan Choral Festival and Competition, PSMT Undip berencana mengikuti kompetisi lainnya di dalam dan luar negeri.
“Sesuai agenda yang telah dibuat, kami berencana untuk mengikuti kompetisi di Eropa juga, dan tentunya juga masih mengikuti kompetisi-kompetisi yang berada di dalam negeri baik itu tingkat nasional maupun internasional.” tutur Helena.
Lebih lanjut, Helena sebagai mahasiswa dan generasi muda Undip berpesan agar menggunakan kesempatan untuk berprestasi dan berkarya di masa muda karena akan menjadi suatu kenangan indah di masa tua nanti.
“Proses yang kita lalui untuk mendapatkan sebuah hasil karya/prestasi yang baik juga pasti tidak mudah, ada halang rintangnya, dan proses itulah yang menurut saya bakal sangat berguna untuk kita menjalani kehidupan dimasa mendatang dan menjadi pribadi yang lebih kuat dan baik juga dimasa mendatang, karena lewat proses itulah kita benar-benar ditempa.” ucapnya.
“Semoga PSMT Undip kedepannya semakin sukses, bisa mengharumkan nama Indonesia sampai ke Eropa, bisa dapat Grand Champion juga di kompetisi-kompetisi paduan suara yang diselenggarakan di Eropa, dan bisa terus menanjak prestasinya.” tambah Helena.
Sumber: undip.ac.id (31/10/2022)
Masngudin, teknisi Sepeda Motor Honda utusan PT Astra Honda Motor (AHM) cetak prestasi membanggakan dengan berhasil meraih gelar juara kompetisi internasional di ajang Honda Asia & Oceania Motorcycle Technician Skill Contest 2023 yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand pada 23-24 Mei 2023.
Teknisi Honda Indonesia berusia 29 tahun asal Bandung, Jawa Barat tersebut berhasil menyabet gelar juara kedua pada kategori motor regular, mengalahkan peserta lain dari 10 negara Asia Oceania, yaitu Thailand, Bangladesh, Kamboja, Malaysia, Filipina, Vietnam, Taiwan, Korea Selatan, dan Pakistan.
Perwakilan dari main dealer Honda wilayah Jawa Barat ini mampu merampungkan berbagai jenis uji teori dan praktik dengan skor terbaik kedua dan mengantarkannya naik podium bersama juara pertama Kunaporn Korsinprasert dari Thailand dan Wanchai Srinothai dari Thailand di peringkat ketiga.
Masngudin mengatakan pertama kali ikut kompetisi ini saya langsung main di kelas motor reguler. Cukup grogi melihat peserta dari negara lain.
“Namun dengan latihan intensif dan dukungan dari semua tim akhirnya saya bisa naik podium juara kedua ini,” katanya.
Kemenangan ini, katanya, untuk Indonesia, khususnya konsumen setia Honda. “Terima kasih atas kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan,” ujarnya.
Dengan raihan membanggakan ini, Masngudin berkesempatan mewakili Asia & Ocenia di ajang kompetisi tingkat global, yaitu Honda Global Technician Contest 2023 di Jepang pada Oktober 2023.
Pada kompetisi keterampilan teknis sepeda motor paling bergengsi di Asia Oceania ini, setiap peserta berlaga setelah mengalahkan teknisi terbaik di negara masing-masing. Pengalaman dan keterampilan yang didapat pada kompetisi ini diharapkan dapat menguji keterampilan mereka dengan standar kompetensi teknikal Honda di tingkat global. Tujuan akhirnya diharapkan dapat meningkatkan layanan purna jual bagi para pecinta sepeda motor Honda di setiap negara peserta kompetisi.
General Manager Technical Service Division AHM VH Kunsala Krishna mengatakan, dengan semangat Satu Hati, perusahaan selalu ingin memberikan layanan purna jual terbaik melalui teknisi yang berpengalaman dan berprestasi di tingkat global. Prestasi yang dicapai ini diharapkan nanti akan menginspirasi sekitar 15 ribu teknisi di seluruh jaringan purna jual Honda untuk mengasah keterampilan guna menyuguhkan kepuasan bagi pelanggan.
“Sungguh ini suatu kebanggaan. Teknisi Honda binaan AHM mampu menorehkan prestasi di kancah internasional. Melalui kompetisi ini, ilmu dan pengalaman peserta akan menjadi bekal dalam meningkatkan kepuasan pelanggan sekembalinya mereka di Tanah Air,” ujar Krishna.
Pada ajang kompetisi ini, para teknisi Honda dituntut mampu menyelesaikan ujian teori meliputi pengetahuan mesin, rangka, kelistrikan, dan teknologi terbaru sepeda motor Honda. Selain itu pada ujian praktik, peserta ditantang untuk menyelesaikan materi uji perawatan sepeda motor, serta analisa teknis dan trouble shooting sepeda motor Honda.
Sumber: republika.co.id (25/05/2023)
Tim FST Unair Raih Emas Ajang WYIE 2023, Malaysia
Mei 19, 2023
Tim mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) mengharumkan nama bangsa dengan berhasil meraih medali emas internasional dalam ajang World Youth International Exhibition (WYIE) 2023 yang digelar pada 13 Mei 2023 di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia. Mengusung isu Sustainable Development Goals (SDGs), tahun ini WYIE berhasil menggaet lebih dari 500 peserta di seluruh dunia.
Tim yang terdiri Sulthan Fathi Nur Alauddin, Muhammad Anang Jazuli, Firman Hidayat, Aqilla Ayu Cahyani, Shifa Salsa Bila, Dewi Sita Agustin Choiriah, dan Siti Khofsoh Ratu Perwira Negara ini menggagas ide berupa produk bernama Chitostar, edible coating untuk buah dan sayur. Produk tersebut terbuat dari bahan limbah kulit udang dan kulit singkong yang telah melalui proses ekstraksi sehingga menjadi kitosan dan pati. Setelah melalui proses itu, kedua limbah tersebut dapat menjadi pelapis buah dan sayur yang aman untuk dikonsumsi.
“Ide tersebut berawal dari keprihatinan tim terhadap isu lingkungan, terutama limbah makanan yang berlimpah. Harapannya, optimalisasi produk makanan dapat meningkat, baik dari proses panen hingga konsumsi. Sehingga, kelestarian lingkungan dapat terjaga hingga generasi jauh ke depan,” jelas Sulthan.
Produk yang mereka usung memiliki beberapa keunggulan daripada produk edible coating lainnya. Keunggulan tersebut di antaranya dapat dikonsumsi langsung, mengurangi dehidrasi pada buah atau sayur, mencegah terjadinya pertukaran gas berlebih atau oksidasi, menjaga tampilan dan tekstur makanan, dan terbuat dari bahan organik.
Sumber: unair.ac.id (19/05/2023)
Lewat Inovasi “Smart Phone Socket”, Mahasiswa FK Unpad Raih Prestasi di WYIE 2023, Malaysia
Mei 19, 2023
Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad)yang terdiri terdiri dari Siti Silvia Nur Shofa S., Nurul Mufliha Patahuddin, Asep Wirayasa, Nindya Khairunnisa, dan Liana Awalia Lutfunnisa mencetak prestasi membanggakan dengan berhasil meraih medali emas WYIE dan mendapat penghargaan khusus dari World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) di ajang World Young Inventors Exhibition (WYIE) 2023 yang menjadi salah satu bagian dari acara International Invention, Innovation & Technology Exhibition (ITEX). Kegiatan ini berlangsung di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, pada 10–13 Mei 2023.
Event tersebut merupakan sebuah ajang kompetisi internasional yang berfokus pada pembuatan karya inovasi dalam berbagai bidang. Dalam kesempatan ini, tim FK Unpad membuat sebuah usulan inovasi dalam bidang bioteknologi yang dinamakan “Smart Phone Socket”.
“Kami mengikuti kompetisi WYIE ini dan membuat sebuah inovasi terbarukan dalam bidang bioteknologi, yakni membuat ide mengenai phone socket yang dapat mendeteksi bakteri dalam makanan,” jelas Siti.
Selama kurang lebih enam bulan persiapan, tim berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyempurnakan idenya. Hal ini dilakukan hingga terbentuklah sebuah inovasi “Smart Phone Socket” sebagai teknologi biosensor terbarukan menggunakan Near InfraRed (NIR) dalam deteksi kontaminan bakteri pada makanan untuk mencegah diare.
Dengan menggunakan teknologi tersebut, ponsel dapat melakukan deteksi bakteri yang dapat meresap beberapa sentimeter ke dalam berbagai jaringan tanpa membutuhkan reagen atau alat tambahan.
Pemancaran gelombang NIR pada makanan yang diduga mengandung bakteri akan memicu perpindahan cahaya yang diterima oleh ponsel. Ponsel kemudian dapat menghitung jumlah bakteri berdasarkan perpindahan cahaya yang diterima sehingga inovasi yang diusulkan menjadi detektor yang sensitif untuk kontaminasi bakteri.
Oleh karena itu, inovasi ini bermanfaat untuk mendeteksi penyakit dengan praktis dan mudah digunakan. “Ide ini telah kami kembangkan sampai pada pembuatan model alat,” ujar Siti.
Selanjutnya, tim uga mempersiapkan bahan presentasi seperti video penjelasan ide, poster ilmiah serta poster publik, dan souvenir “Smart Phone Socket” untuk mempresentasikan karya mereka di ajang internasional ini.
“Karya kami dipajang dalam booth selama dua hari dan kami pun memperagakan serta mempresentasikan mengenai latar belakang, cara kerja, hingga perbandingannya dengan metode lain dalam mendeteksi bakteri kepada juri-juri, inventors, serta exhibitors dari berbagai negara,” jelas Siti.
Tidak hanya itu, tim juga menyampaikan rasa bahagia mereka atas seluruh dukungan yang diberikan, khususnya dari Fakultas Kedokteran Unpad. Tim juga menyampaikan harapan mereka agar inovasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Kami sangat senang bisa mewakili Unpad dalam ajang Internasional WYIE 2023. Kami harap semoga inovasi ini dapat terealisasikan dan memberikan banyak manfaat untuk masyarakat,” ujar Siti.
Sumber: unpad.ac.id (19/05/2023)
Prestasi membanggakan kembali diraih mahasiswa ITB dalam ajang AAPG Imperial Barrel Award Asia Pacific Region 2023. Ajang tahunan tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa pascasarjana geosains dari universitas di seluruh dunia.
Dalam lomba tersebut, ITB mengirimkan lima orang perwakilan mahasiswa Teknik Geologi kembali tampil sebagai juara pertama seperti pada tahun sebelumnya. Tim tersebut beranggotakan Antu Ridha Falkhan Barizi, Rayhan Tirto Nugroho, Maulana Fahri Satrio Utomo, M. Reza Perdana, dan Rikfaldi.
Selama delapan minggu, mereka menganalisis kumpulan data (geologi, geofisika, tanah, infrastruktur produksi, dan materi relevan lainnya) untuk mengevaluasi cekungan bawah permukaan. Hal itu dilakukan di bawah gemblengan Prof. Ir. Benyamin Sapiie, Ph.D., dan Indra Gunawan, Ph.D.
“Cekungan yang kami analisis terletak di Scotian Shelf, lepas pantai Nova Scotia, Kanada. Lebih tepatnya di sub cekungan Sable. Cekungan ini menunjukkan model khas cekungan margin pasif yang terbentuk dari pemisahan lempeng Amerika dengan lempeng Afrika selama pecahnya superbenua Pangea yang terjadi sekitar 200 juta tahun yang lalu. Kami menyimpulkan terdapat cadangan hidrokarbon yang menjanjikan di area tersebut setelah melalui penelitian menggunakan integrasi konsep-konsep geologi dan analisis atribut seismic berkualitas tinggi,” tutur Falkhan.
Rikfaldi menambahkan, untuk memenuhi target pengurangan emisi global (renewable energy solutions), khususnya di Kanada tahun 2030 dan mencapai target net zero pada 2050, mereka juga mengajukan penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) di daerah tersebut.
CCS merupakan salah satu teknologi mencegah pemanasan global dengan cara meminimalisasi emisi CO2 ke atmosfer. Teknologi ini berupa serangkaian proses mulai dari pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang, pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation), dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage). Pemisahan dilakukan menggunakan teknologi absorbsi.
Penangkapan CO2 sendiri umumnya dilakukan dalam proses produksi hidrogen dalam skala laboratorium maupun komersial. Proses pengangkutan dilakukan dengan menggunakan pipa atau tanker, sementara penyimpanan dilakukan ke dalam lapisan batuan di bawah permukaan bumi yang dapat memerangkap gas sehingga tidak lepas ke atmosfer, atau dapat juga diinjeksikan ke dalam laut pada kedalaman tertentu.
Hasil dan usulan yang digagas disampaikan dalam presentasi 25 menit kepada panel pakar industri. Kualitas teknis, kejelasan, dan orisinalitas presentasi delegasi ITB ini berhasil mengungguli 1 tim India dan 3 tim Pakistan. “Keterbatasan data yang diberikan sempat menjadi kendala, tetapi kami mencoba memaksimalkan data yang ada untuk hasil yang terbaik,” tutur Fahri.
Pada Jumat (19/5/2023) mendatang, mereka akan kembali berjuang sebagai representasi region Asia Pasifik di kancah internasional. “Kami berharap agar bisa menjadi juara di tingkat global karena selama ini belum pernah ada perwakilan ITB bahkan Asia yang mampu menjadi kampiun di tingkat global,” kata Falkhan selaku kapten tim.
Rayhan berpesan sebagai mahasiswa harus memiliki semangat kompetisi yang tinggi dan memupuk rasa percaya diri. “Sesungguhnya Indonesia, khususnya ITB, sangat mampu bersaing di tingkat dunia,” tegasnya.
Sumber: itb.ac.id (16/05/2023)
Tim mahasiswa dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan (DTSL) FTUI yang terdiri atas Juan Fidel Ferdani, Nada Laili Nurfadhilah, Elgrytha Victoria Tybeyuliana, dan Evan Ariel Christoper mengukir prestasi di kompetisi CIOB Global Student Challenge 2023. Tim yang bernama Askara Victoria ini diumumkan sebagai World Champion CIOB Global Student Challenge 2023 melalui kanal YouTube resmi CIOB, pada 24 April lalu.
Ajang global yang berkaitan dengan manajemen konstruksi ini dilaksanakan setiap tahun oleh The Chartered Institute of Building (CIOB). CIOB Global Student Challenge 2023 memiliki format kompetisi yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, peserta diberikan studi kasus berupa skenario yang menyatakan bahwa terdapat alumni kampus yang ingin memberikan sejumlah dana untuk menyediakan fasilitas di kampus peserta. Namun, alumni menginginkan fasilitas tersebut dapat menyediakan keseimbangan antara kebutuhan teknis, lingkungan, dan sosial setempat.
Sumber: ui.ac.id (06/05/2023)
Tim Nawasena dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mencetak prestasi membanggakan di kancah internasional dengan berhasil meraih peringkat ketiga dalam International Student Design Competition 2023 yang digelar oleh Worldwide Ferry Safety Association (WFSA). Prestasi tersebut diumumkan secara luring di New York, Amerika Serikat (AS) pada 28 April 2023.
General Manager tim Nawasena ITS Ipung Nur Wahyu Fadholi mengungkapkan, timnya telah mulai mendesain kapal yang dilombakan pada pertandingan ini sejak bulan Oktober tahun lalu. Proses perancangan kapal yang diberi nama MV Maganda ini dilakukan oleh sepuluh orang anggota tim yang seluruhnya berasal dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS.
Ipung memaparkan bahwa penilaian kompetisi yang dilakukan sejak Februari lalu setelah hasil desain dikirimkan ke panitia ini berfokus pada perancangan kapal feri bertenaga listrik yang diproyeksikan dapat melintasi Sungai Pasig di Manila, Filipina dengan aman. Menyesuaikan dengan ketentuan ini, tim Nawasena ITS merancang MV Maganda sebagai kapal yang sepenuhnya ditenagai oleh listrik. Kapal ini sendiri dilengkapi dengan 15 set baterai yang masing-masing baterainya memiliki daya sebesar 8,6 kilowatt per jam.
Ipung melanjutkan bahwa sebetulnya ini merupakan kali pertama tim Nawasena ITS merancang desain kapal bertenaga listrik. Kapal-kapal yang didesain oleh Nawasena ITS sebelumnya masih bertenaga diesel atau hybrid (campuran antara bahan bakar fosil dan listrik). Mahasiswa Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS itu pun mengakui bahwa merancang bagian pasokan energi listrik ini merupakan tantangan yang paling sulit dalam perlombaan tersebut.
Meskipun mengalami kesulitan pada bagian pasokan energi tersebut, Ipung mengungkapkan bahwa dirinya dan anggota tim Nawasena ITS lainnya belajar banyak mengenai energi listrik pada perlombaan kali ini.
“Di sini kami belajar banyak hal terkait keamanan baterai, seperti penempatan baterai yang baik dan cara mencegah kerusakan pada baterai,” bebernya.
Mahasiswa angkatan 2019 itu menyampaikan bahwa ia berharap agar tim Nawasena ITS dapat mengikuti lebih banyak lomba-lomba internasional lain ke depannya.
“Saya juga berharap agar teman-teman di tim Nawasena ITS bisa mengaplikasikan ilmu-ilmu yang sudah didapat di tim ini saat di dunia kerja nantinya,” tuturnya penuh harap.
Pada perlombaan yang diselenggarakan secara daring ini, tim Nawasena ITS menghadapi banyak tim hebat dari berbagai negara dan perguruan tinggi. Selain itu, peserta yang mengikuti perlombaan ini tidak hanya dari mahasiswa yang menempuh pendidikan S1, tetapi ada juga peserta dari mahasiswa yang menempuh pendidikan S2. Seperti halnya tim yang menjadi juara 1 dan 2 di kompetisi ini, yakni tim dari University of Bremen dan Rostock University, Jerman.
Sumber: its.ac.id (29/04/2023)
Riset FT UI Raih Best Paper di ICMCER 2023, Thailand
April 14, 2023
Hasil riset mahasiswa Program Magister Departemen Teknik Industri (DTI) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Yohanes Elia Purwanto, bersama dosen DTI FTUI, Dr.rer.pol. Romadhani Ardi, S.T., M.T. berjudul “Food Waste Reduction Strategy in The Food Service Sector in Jakarta with Causal Loop Analysis” meraih predikat Best Paper dalam ajang International Conference on Multidisciplinary and Current Educational Research (ICMCER) 2023, yang diadakan oleh Institute for Engineering Research and Publication di Bangkok, Thailand pada 11–12 April 2023.
Penelitian ini menawarkan solusi atas permasalahan limbah sisa makanan lewat, khususnya untuk sektor jasa pangan di Jakarta. Dalam makalah tersebut, digambarkan cara timbulan sampah di sektor layanan makanan di DKI Jakarta memunculkan masalah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional pada 2021, limbah makanan sebagian besar dihasilkan pada tahap konsumsi yang terdiri dari dua pelaku, yaitu food service dan rumah tangga.
“Sementara itu, penelitian yang kami lakukan berfokus pada timbulan limbah makanan di Jakarta dengan menggunakan analisis lingkaran sebab-akibat untuk memberikan pemahaman tentang aliran timbulan sampah makanan dan hubungan antar variabel yang memengaruhinya,” ujar Romadhani.
Menurut Yohanes, timbulan sampah sisa makanan tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi jumlahnya dapat dikurangi. Solusi untuk mengatasi sampah makanan ini adalah dengan memperhatikan kepentingan berbagai stakeholder agar dampaknya dapat dirasakan bersama.
“Kami mengusulkan tiga skenario strategis yang diharapkan dapat mengurangi timbulan sampah makanan secara signifikan. Pertama, kampanye kesadaran akan sampah makanan. Dengan adanya kampanye ini, diharapkan kesadaran kesadaran masyarakat meningkat dan masyarakat terdorong untuk ikut dalam program pengurangan sampah makanan. Kedua, donasi makanan. Ini dapat menjadi tindakan untuk mengurangi jumlah sampah makanan. Ketiga, menjual makanan sisa dengan harga diskon, tujuannya agar makanan yang tidak terkonsumsi tidak berakhir menjadi sampah,” kata Yohanes.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU menyampaikan apresiasinya atas prestasi ini. Menurutnya, usulan strategis yang diberikan oleh Yohanes dan Dr. Romadhani menjadi bentuk solusi atas persoalan sampah makanan yang dapat menjadi masalah besar dan mencemari lingkungan.
“Tiga strategi ini diharapkan dapat diimplementasikan agar masalah timbulan sampah makanan dapat diatasi secara efektif sehingga dampak limbah berbahaya bagi lingkungan sekitar dapat dihindari,” ujar Heri.
Yohanes dan Romadhani mengikuti ajang ICMCER yang merupakan konferensi internasional bagi akademisi dan profesional yang terlibat dalam penelitian multidisiplin untuk mempresentasikan temuan penelitiannya. Paper yang telah dipresentasikan akan diterbitkan dalam bentuk prosiding terindeks Scopus. Pada penyelenggaraan ICMCER yang keempat ini, terdapat 44 paper, yang pesertanya berasal dari Thailand, Malaysia, Indonesia, Taiwan, India, Filipina, Bangladesh, dan UAE.
Sumber: ui.ac.id (14/04/2023)
Tiga mahasiswa Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DA FTUI), Alfira Kurniawati, Shafira Izzatunnisa, dan Yasyfina Aflah, merancang Beeophile, struktur bangunan yang berfungsi sebagai hunian, ruang hijau, dan juga wadah interaksi. Berkat rancangan tersebut, mereka berhasil meraih Juara 2 dalam ajang Yearning to Breathe International Design Competition 2022, yang diselenggarakan oleh Archiol Competition yang diumumkan pada 11 Maret 2023 lalu melalui laman www.archiol.org/results/yearning_to_breathe_2022.
Yearning to Breathe International Design Competition 2022 merupakan kompetisi desain internasional yang diselenggarakan pertama kali dan terdapat 216 entri dari seluruh dunia. Dalam kompetisi ini, para peserta harus menciptakan desain perumahan kota berbasis arsitektur dan interior biofilik. Kompetisi ini menantang peserta bukan hanya sekadar memikirkan ide-ide desain yang dapat meningkatkan interaksi manusia dengan alam, namun juga dapat memulihkan gangguan permasalahan mental.
Yearning to Breathe International Design Competition 2022 mengangkat tema “A Biophilic Residence that Responds to the Dense Concrete Fabric of the City”. Para peserta diminta untuk merancang desain arsitektur untuk mengatasi masalah menurunnya tingkat konektivitas manusia dan alam yang berujung pada gangguan mental. Pada kompetisi ini, ketiga mahasiswa berkompetisi di bawah bimbingan Guru Besar Departemen Arsitektur FTUI, Prof. Ir. Evawani Ellisa, M.Eng., Ph.D., Arsitek Profesional, Baiq Lisa Wahyulina, S.T., M.Ars., IAI., dan Asisten Dosen, Aulia Urrorhmah, S.Ars.
Studi kesehatan telah banyak mendokumentasikan peningkatan stres yang berakibat pada peningkatan gangguan mental pada masyarakat perkotaan. Salah satu penyebabnya adalah menurunnya interaksi antara manusia dan alam. Berangkat dari permasalahan tersebut, pada kompetisi ini para peserta diharapkan dapat merancang rumah perkotaan yang berkonsentrasi pada inovasi desain konseptual arsitektur dan interior yang didasarkan pada konsep biofilia sehingga dapat menciptakan konektivitas antara manusia dan alam.
“Kebanyakan masyarakat kota tinggal dalam area hunian yang padat dengan ruang hijau yang sangat terbatas dan tingkat polusi udara dan suara yang tinggi. Hal ini berakibat pada tingginya tingkat stress dan rasa terisolasi para penghuninya. Tim kami tertarik untuk mencoba mengusulkan ide intervensi di wilayah kota-kota besar di Asia Tenggara termasuk Indonesia, yang banyak didominasi bangunan tipe ruko. Beeophile merupakan konsep yang sederhana yang bukan hanya mengatasi tampilan kumpulan ruko-ruko yang membosankan namun juga membuatnya menjadi lebih hidup sehingga penghuni dan alam dapat saling terkoneksi dan membawa dampak positif pada kesehatan mental mereka,” ujar Prof. Evawani Ellisa.
“Rancangan kami merupakan jawaban atas padatnya pembangunan ruko-ruko berstruktur beton di perkotaan dengan memanfaatkan unsur modul-modul biofilia untuk mengadakan menghadirkan ruang hijau pada bangunan. Ruang hijau ini dibangun pada ruang-ruang kosong yang selama ini kurang dimanfaatkan oleh para penghuni, seperti pada façade (ruang vertikal) bangunan ruko dan area rooftop (ruang horizontal),” kata Alfira.
Tim FTUI menggunakan konsep Biofilik yang digunakan untuk meningkatkan konektivitas manusia dengan alam baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada rancangan Beeophile, modul biofilia merupakan entitas tambahan di sisi bidang vertikal bangunan yang terhubung dengan unit hunian utama untuk menambah jumlah ruang hijau. Akan tetapi, karena module saja tidak cukup. Maka desain Beeophile juga memanfaatkan negative space atau ruang-ruang yang tidak terpakai dengan ukuran besar seperti rooftop, atau ruang-ruang terbengkalai di area parkir. Diharapkan dengan bertambahnya ruang-ruang hijau diantara barisan ruko yang mendominasi perkotaan maka tingkat stress para penghuninya bisa diredam.
Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU., mengapresiasi prestasi tersebut dan mengatakan, “Konsep yang dibawa oleh mahasiswa Departemen Arsitektur FTUI dengan menggunakan konsep biofilia adalah upaya solutif untuk meningkatkan koneksi visual serta nonvisual antara manusia dan alam. Interaksi manusia dan alam yang baik akan berdampak pada kesehatan mental. Selamat atas raihan prestasinya. Semoga konsep yang digagas dapat diimplementasikan dan membawa dampak yang unggul bagi masyarakat.”
Sumber: ui.ac.id (04/04/2023)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasinya yang membanggakan di kancah internasional dalam bidang robotika. Kali ini, melalui tim robot terbang Bayucaraka ITS yang sukses raih tiga juara sekaligus dalam ajang Singapore Amazing Flying Machine Competition (SAFMC) 2023 di Singapura yang diumumkan hasilnya pada 4 April lalu.
Pilot utama Bayucaraka ITS Martin Adytia menerangkan, SAFMC merupakan kompetisi mesin terbang terbesar di Singapura. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Defence Science Organization (DSO) National Laboratories and Science Centre yang bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Singapura.
“Kompetisi ini juga terbagi menjadi delapan kategori, tim Bayucaraka ITS sendiri mengikuti kategori Semi-Autonomous (D1) dan Autonomous (D2),” bebernya.
Kali kedua mengikuti kompetisi ini, Bayucaraka ITS mengirimkan tiga tim divisi Vertical Take Off and Landing (VTOL) bernama Soeromiber Team A, Soeromiber Team B, dan Soeromiber. Melalui ketiga tim tersebut, Bayucaraka bersinergi untuk menaklukkan kompetisi ini hingga akhirnya diperoleh tiga gelar juara sekaligus.
“Kami berhasil memborong juara 1 kategori Autonomous (D2), serta juara 2 dan juara 5 kategori Semi-Autonomous (D1),” ungkap Martin dengan bangga.
Lebih lanjut, mahasiswa Departemen Teknik Elektro tersebut mengatakan, dobrakan inovasi pada robot yang diperlombakan menjadi kunci dimenangkannya kompetisi ini. Untuk kategori Semi-Autonomous (D1), tim Bayucaraka ITS menciptakan alat kontrol berupa wearable device bernama Exokinesis.
“Alat itu didesain menggunakan sensor sudut dan tombol-tombol untuk menggerakkan dua drone sekaligus,” terang pilot safety ini.
Tak hanya itu, pada kategori Autonomous (D2), tim bimbingan Dr Rudy Dikairono ST MT ini juga menyuguhkan inovasi baru. Hal tersebut dilakukan dengan menambahkan inovasi pada algoritma misi agar drone dapat menyelesaikan misi dengan cepat dan presisi.
“Kami juga menyuguhkan baterai hotswap, di mana sistem drone tidak perlu dimatikan apabila bertukar ke baterai baru,” paparnya.
Berbagai tahapan harus dilalui oleh tim Soeromiber untuk menjadi juara. Tiga minggu sebelum dilaksanakan kompetisi, mereka diharuskan mengirim video terkait progres tim serta uji coba drone dalam melakukan misi. Selanjutnya, pada hari diselenggarakannya kompetisi, mereka juga diharuskan melakukan presentasi.
Dalam sesi presentasi tersebut, Martin dan tim memaparkan secara rinci terkait fitur drone, kreativitas, strategi, serta hal yang dipelajari kepada dewan juri. Di samping itu, tim Bayucaraka juga menunjukkan drone yang akan digunakan serta alat kontrolnya kepada juri. Setelah itu, barulah memasuki tahap kompetisi guna menyelesaikan misi.
Misi yang harus diselesaikan pada tiap kategori kompetisi pun berbeda. Untuk kategori Semi-Autonomous (D1), Soeromiber Team A dan Soeromiber Team B harus berhadapan dengan tim lawan untuk menyelesaikan misi tic-tac-toe. Misi itu mengharuskan drone terbang melewati lintasan yang telah ditentukan sembari membawa bean bag.
Objek yang dibawa itu selanjutnya harus dijatuhkan pada kotak berukuran 3×3 meter di ujung lintasan. Proses tersebut dilaksanakan secara berulang pada babak perempat final, semifinal, dan final. Apabila suatu tim dapat membentuk garis vertikal, horizontal, atau diagonal terlebih dahulu, maka tim tersebut akan dinobatkan sebagai pemenangnya.
Berbeda dengan misi sebelumnya, pada kategori Autonomous (D2), setiap tim yang berkompetisi diberi waktu 45 menit untuk melakukan persiapan dan uji coba misi. Dalam rentang waktu tersebut, tim diberi kebebasan melakukan misi apa saja untuk memperoleh poin. Tim Soeromiber sendiri melakukan misi dengan menerbangkan dua drone bersamaan sembari membawa nampan berisi bola.
Bola tersebut kemudian dijatuhkan pada corong berwarna di area dropzone, dan jika berhasil tim pun mendapatkan poin. Proses itu selanjutnya dilakukan secara berulang hingga waktu yang diberikan habis. Tim dengan poin tertinggi, maka akan dinobatkan sebagai pemenang kategori Autonomous (D2).
Setelah semua sesi dilaksanakan, masuklah pada tahap penilaian akhir. Mahasiswa asal Batam itu berujar bahwa pemenang pada setiap kategori dipilih berdasarkan akumulasi poin tertinggi. Poin video, presentasi, dan misi akan diakumulasi sebagai nilai akhir.
“Dengan akumulasi itulah, tim Bayucaraka ITS akhirnya berhasil membawa pulang tiga gelar juara,” tuturnya bahagia.
Meskipun memakan waktu kurang lebih empat bulan dan sulitnya mencari lokasi indoor yang tepat untuk melakukan uji coba, hal itu tak menjadi penghalang bagi tim robot terbang kebanggaan ITS ini. Dengan kegigihannya itu, tim Bayucaraka ITS pun berhasil mengharumkan nama almamater dan bangsa.
“Diharapkan ke depannya, tim Bayucaraka ITS bisa mempertahankan juara yang didapat dan bisa menerapkan inovasi teknologinya di luar kompetisi,” tutupnya penuh harap.
Sumber: its.ac.id (03/04/2023)