Lanjut ke konten

Hadi Apriliawan: Pembuat Alat Kejut Listrik Untuk Awetkan Susu

Juli 17, 2012

laban elektrik di indonesiaproud wordpress comTanpa pengawetan, susu sapi usai diperah hanya mampu bertahan 5 jam. Dengan pasteurisasi, ketahanan susu meningkat sampai 2 hari.

Hadi Apriliawan (24), mahasiswa Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang, berhasil menciptakan alat kejut listrik tegangan tinggi (50.000 volt) yang mampu mengawetkan susu hingga 7 hari.

“Kejut listrik (pulse) tegangan tinggi membunuh mikroorganisme penyebab susu cepat rusak. Tetapi, kualitas susunya tidak rusak,” kata Hadi saat menjadi narasumber Kompetisi Technopreneurship Pemuda 2012 yang diikuti 70 peserta mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Kementerian Riset dan Teknologi, Jakarta, pada 9 Juli lalu.

Hadi menempuh studi S-1 di Fakultas Teknologi Pertanian Unibraw Malang. Lulus tahun 2011, ia lantas melanjutkan ke jenjang S-2 di fakultas yang sama dengan jurusan bioteknologi.

Ia merancang alat kejut listrik tegangan tinggi tahun 2007 hingga 2009. Kemudian, ia menyempurnakan dan menguji coba alat tersebut untuk para peternak sapi perah di Malang.

Pada 20 Juni 2011, Hadi mendaftarkan paten alat yang diberi nama Laban Elektrik tersebut. Klaim patennya meliputi rangkaian dan Eprosesnya.

Teknik kejut listrik untuk pengawetan produk makanan sebenarnya sudah populer dan banyak diterapkan di Jepang, terutama untuk mengawetkan ikan segar. Sebab, warga Jepang terkenal sebagai konsumen ikan segar terbesar di dunia.

Teknik pengawetan ikan segar dengan kejut listrik tegangan tinggi sangat diminati. Itu karena kualitas produk makanan relatif tetap, tanpa bahan tambahan, dan memiliki daya tahan cukup lama.

Hadi pun mempelajari teknologi kejut listrik tegangan tinggi untuk diterapkan pada pengawetan susu sapi sehabis diperah.

”Orangtua saya memiliki usaha ternak sapi perah. Susu yang cepat rusak selalu menjadi keluhan orangtua dan tetangga yang juga menjadi peternak sapi perah,” ujar Hadi.

Ayah Hadi yang menumbuhkan minat agar anaknya itu membuatkan alat atau mencarikan cara supaya susu tidak lekas rusak sehabis diperah. Alat pasteurisasi untuk mensterilkan susu memang ada, tetapi tergolong mahal bagi peternak.

Alat yang dirancang Hadi kemudian dipopulerkan para konsumen dan rekan-rekannya dengan nama sulis. Sulis adalah singkatan dari susu listrik.

Komersial

Komersialisasi laban elektrik alias alat kejut listrik tegangan tinggi untuk mengawetkan susu segar sampai tujuh hari sekarang sudah berjalan.

Hadi sudah mendirikan perusahaan CV Inovasi Anak Negeri di Malang untuk memproduksi dan memasarkan alat tersebut sambil menunggu hak paten.

Hadi menjadi presiden direktur perusahaan itu. Bersama sembilan rekannya, ia telah menjual 20 unit laban elektrik.

Konsumennya tersebar di beberapa kota, antara lain Malang, Bandung, Bogor, dan Jakarta. Alat tersebut dibuat mulai dari kapasitas terkecil untuk ukuran 5 liter sampai 100 liter.

Harga laban elektrik berkapasitas 5 liter adalah Rp 7,5 juta. Untuk kapasitas terbesar, 100 liter, harganya Rp 80 juta. Harga tersebut jauh lebih ringan dibandingkan dengan harga peralatan pasteurisasi. Bagi para peternak di perdesaan, alat itu terbilang mahal.

Penggunaan yang Cepat & Mudah

Menurut Hadi, penggunaan laban elektrik cepat dan mudah. Untuk kapasitas 5 liter hanya dibutuhkan waktu 5 menit. Untuk kapasitas 100 liter hanya diperlukan waktu sekitar 15 menit.

Pada prinsipnya, pada alat ini disediakan tabung penampung untuk susu segar yang siap diawetkan. Tabung penampung susu setelah perlakuan pengawetan juga harus disiapkan.

Berikutnya, rangkaian elektronik penghasil kejut listrik tegangan tinggi 50.000 volt. Kejut listrik tegangan tinggi dioperasikan pada pipa saluran.

Rangkaian pembangkit listrik tegangan tinggi berupa penyearah untuk memberikan catu daya listrik DC yang stabil. Kemudian, osilator memakai komponen IC UPC 1379 sebagai pengatur waktu (timer). Rangkaian lain adalah untuk penguat arus keluaran dari osilator.

Penerapannya, susu dialirkan ke pipa saluran untuk mendapat kejut listrik tegangan tinggi. Kejut listrik itu akan membelah sel-sel mikroorganisme yang terkandung di dalam susu hingga mati.

”Pemberian kejut listrik menyebabkan hampir semua mikroorganisme mati,” ungkap Hadi.

Mikroorganisme yang menguntungkan pada susu, menurut Hadi, bisa ditambahkan ke susu setelah pemberian kejut listrik tegangan tinggi, misalnya untuk pembuatan susu probiotik.

Alat kejut listrik tegangan tinggi laban elektrik karya Hadi dibuat untuk membantu peternak sapi perah. Tujuannya adalah agar peternak tidak merugi jika penyaluran susu segar melebihi waktu lima jam.

Laban elektrik juga bisa diterapkan untuk keperluan lain, misalnya membunuh mikroorganisme air minum. Selain itu, untuk mengawetkan jus buah dan sayuran.

Alat ini telah teruji melalui Laboratorium Pengujian Mutu dan Keamanan Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Unibraw yang berstandar nasional.

Kita berharap muncul Hadi-Hadi lain, perekayasa yang membuat inovasi berdasarkan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, teknologi yang diciptakan tidak berhenti sebatas prototipe atau tulisan laporan saja.

Sumber: Ristek.go.id (Harian Kompas)

3 Komentar leave one →
  1. Juli 17, 2012 11:35 am

    Blogwalking 🙂
    Salam kenal
    Keren blognya!

Trackbacks

  1. Hadi Apriliawan: Pembuat Alat Kejut Listrik Untuk Awetkan Susu | Luthfi Mu'awan, a Small Traveler

Tinggalkan Balasan ke KaosKehidupan.org Batalkan balasan